56 research outputs found

    PATTERNS OF SAC UTILIZATION AND THE SINE QUA NON OF THE SELF-PROPELLED DEVELOPMENT OF STUDENTS' ENGLISH PROFICIENCY

    Get PDF
    This article reports on a study intended to find out the patterns of the Self Access Center (SAC) utilization by students of the English Departments, State University of Malang, and to explore the most effective pattern in developing students English proficiency as well as students' learning autonomy. The study involved 207 students of various years. Thedata were collected through questionnaires, observations, and interviews. Analyses of the students' responses to the questionnaires resulted in the findings that the more advanced the students were, the less frequently they utilized the SAC; that the students' proficiency was improving along with classes; and that the students were autonomous in their learning. In addition, the study also found out that the materials and activities need to be periodically updated in order for the SAC to better serve the learning needs of the more advanced students

    Bahasa Inggris Kelas X

    Get PDF
    Penyajian buku teks untuk disusun dengan tujuan agar peserta didik dapat melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas para ilmuwan dalam melakukan eksperimen, dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru secara mandir

    WASHBACK OF ENGLISH NATIONAL EXAMINATION IN THE INDONESIAN CONTEXT

    Get PDF
    This study examines how teachers teach English to prepare students for high-stakes English national examination in the Indonesian context. Data were collected from two high-achieving and three low-achieving schools with eleven teachers as the subjects of in-depth interviews and nonparticipatory classroom observations. The findings reveal that bi-directional washback was found in both groups of schools. The schools of low achievers were found to have more intensive negative washback than those of high achievers. The different intensity of negative washback is likely related to the teachers’ perspective about their students’ level of competence for passing the national examination and about the quality of their schools. The consistently unsatisfactory national examination scores of the low-achieving schools, despite their concerted efforts in the examination preparation program, suggest that the government should focus on supporting such schools with more empirically-based empowerment programs, which would become an indispensable follow-up actions regarding the implementation of the highstakes national examination

    In Lieu Of That: Multiple Stay – Stray Presentations For More Intensive Learning

    Get PDF
    In an attempt to move away from teacher-centered way of teaching, lecturers frequently ask students do presentations. In this situation, a group of students will usually become the presenters and the others the audience. Though this way has reduced the teacher-centeredness, the number of students taking part in the discussion and being engaged in the learning process is still limited to the presenters and the audience giving comments about the presented topic, and the learning engagement of the rest of the audience is mysterious. Considering the pivotal role of the learning engagement and participation for the achievement of the instructional objectives, lecturers can use Repetitive Stay-Stray presentation as a teaching strategy that involves meaningful repetition of presenting and listening activities, and multiple traffic of communication, and students’ reflection. These activities make learning engagement and participation a logical consequence.  Keywords: learning engagement, instructional objectives, students’ reflection, multiple stay-stray presentatio

    PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Kurikulum 2013 yang dicanangkan oleh pemerintah memfokuskan pada pembelajaran tematik. Diketahui bahwa pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran yang memadukan beberapa muatan pelajaran ke dalam satu tema tertentu yang berhubungan dengan kehidupan nyata siswa. Pada pelaksanaan pembelajaran tematik perlu memperhatikan landasan hadirnya pembelajaran tematik, yaitu pendekatan konstruktivistik. Pendekatan konstruktivistik menekankan pada pengalaman belajar langsung. Siswa melalui kegiatan belajar dapat membentuk pengetahuan baru. Beberapa penelitian tentang pelaksanaan tematik terpadu menjelaskan bahwa model pembelajaran tematik terpadu efektif dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran di SD. Pembelajaran tematik di SD  yang menggunakan pendekatan konstruktivistik pada pelaksanaannya diharapkan  dapat menghadirkan pengalaman belajar langsung, nyata dan dekat dengan siswa, serta membantu siswa membentuk pengetahuan baru bagi siswa S

    Bahasa Inggris SMA/MA/SMK/MAK Kelas X: buku guru

    Get PDF
    Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis teks, guru dapat menuntun siswa mengeksplorasi beragam teks dalam Buku Siswa, yang disesuaikan dengan amanat kompetensi dasar dalam Kurikulum 2013 untuk Kelas X, yang meliputi teks fungsional pendek; esei berbentuk recount, narrative, dan descriptive; serta teks berbentuk percakapan (interactional texts) yang mencerminkan berbagai tindak tutur. Beragam teks tersebut disajikan melalui tema-tema yang berkaitan dengan fenomena alam dan sosial di Indonesia, yang dimaksudkan untuk mengembangkan karakter penting seperti kecintaan pada alam Indonesia dan sikap menjaganya, serta mengembangkan karakter mengasihi sesama sebagai dasar terbentuknya perilaku sosial yang positif. Namun, untuk menambah wawasan pengetahuan siswa, beberapa teks juga mengambil tema yang lebih global. Berbagai prosedur dan instruksi yang disarankan dalam buku ini diupayakan dapat mendorong penggunaan belajar berkelompok dalam berbagai bentuk, dengan tujuan agar siswa banyak berinteraksi, sehingga terbangun kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim. Dengan demikian, siswa berlatih untuk berpartisipasi dalam menyampaikan gagasan dan pemikirannya berkaitan dengan jenis teks yang sedang dipelajari, yang pada akhirnya dapat mengembangkan keberanian siswa dalam mengemukakan ide atau gagasan. Guru diharapkan selalu mendorong siswa untuk menggunakan bahasa Inggris. Oleh karena itu guru disarankan untuk terbiasa menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dan mengajarkan kepada siswa ungkapan-ungkapan yang biasa digunakan dalam interaksi di kelas (classroom English). Buku ini menunjukkan bahwa peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada Buku Siswa sangatlah penting. Oleh karenanya, guru diharapkan dapat memperkaya isi Buku Siswa dengan kreasi dan kreativitasnya dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan, yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam terdekat dengan konteks mengajar. Sama halnya dengan Buku Siswa, buku ini perlu terus diperbaiki dan disempurnakan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran, masukan, dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami menyampaikan terima kasih. Akhirnya, kami berharap buku ini dapat memberikan manfaat dalam usaha bangsa dan negara Indonesia membangun peradaban baru dan mempersiapkan generasi emas pada masa seratus tahun Indonesia Merdeka

    Implementing POWER Strategy Combined with The Animated Film to Improve The Writing Ability in Narrative Text for Junior High School

    Get PDF
    Abstract: This study aimed to improve students’ narrative writing by implementing POWER strategy combined with the animated film at class VIIIB of SMPS Kartika Kendari. It was CAR design conducted in 2 cycles. The findings showed an improvement in writing ability in which 29 students (82.85%) achieved the minimum passing grade and the rest 6 students (17.15%) were in fair level of writing, and the result of teaching and learning process showed that 82.5% respond positively. The teachers are suggested to use this strategy as an alternative way to improve the writing ability and the media that is used should be appropriate with students’ level.Key Words: POWER strategy, animated film, writing narrative Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis naratif siswa dengan menerapkan POWER strategy berbantuan film animasi pada kelas VIIIB SMPS Kartika Kendari. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 2 siklus. Temuan-temuan menunjukan ada peningkatan kemampuan menulis dimana 29 siswa (82.85%) mencapai KKM dan sisanya 6 siswa (17.15%) berada pada tingkatan cukup dalam menulis, dan hasil proses belajar dan mengajar menunjukan 82.5% merespon dengan positif. Guru disarankan untuk menggunakan strategi ini sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan menulis dan media yang digunakan harus sesuai dengan tingkatan siswa.Kata Kunci: stategi POWER, film animasi, menulis narati

    PENGGUNAAN MODUL BERDASARKAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Kemandirian dalam belajar merupakan salah satu ciri dalam pembelajaran abad 21. Untuk mengembangkan kemandirian belajar siswa bisa melalui penggunaan bahan ajar. Namun bahan ajar yang ada selama ini nampaknya masih kurang menfasilitasi siswa untuk belajar secara mandiri. Salah satu bahan ajar yang dapat menfasilitasi siswa untuk belajar secara mandiri adalah penggunaan bahan ajar modul. Oleh karena itu, pengembangan bahan ajar modul dibuat dengan tujuan untuk mengembangkan kemandirian siswa. Di dalam artikel ini, penulis menggali potensi bahan ajar berupa modul yang dikembangkan berdasarkan pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. Pembahasan dimulai dengan kajian tentang kemandirian, pendekatan saintifik, bahan ajar berupa modul, dan potensi bahan ajar berbentuk modul dengan pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa

    MENYIMAK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR: MASALAH DAN SOLUSINYA

    Get PDF
    Keterampilan bahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) diakui sebagai kunci untuk mengetahui dan menerima informasi dalam pembelajaran. Keterampilan menyimak menjadi yang paling penting untuk diajarkan dibandingkan dengan keterampilan bahasa yang lainnya. Siswa menerima banyak informasi baik dari sekolah maupun di luar sekolah ketika menyimak. Kemampuan menyimak nantinya juga dibutuhkan ketika memasuki jenjang sekolah berikutnya, karena menyimak dalam hal ini mendengarkan menjadi salah satu kemampuan yang akan diujikan dalam ujian nasional (UN) di tingkat SMA. Selama ini guru cenderung mengabaikan pembelajaran menyimak. Banyak alasan yang disebutkan oleh guru seperti kurangnya bahan ajar, kurangnya fasilitas sekolah, pembicara dalam materi yang direkam berbicara terlalu cepat, para siswa tidak memahami kosakata dan kalimat-kalimat yang digunakan oleh pembicara. Pada dasarnya, guru menyadari bahwa menyimak tidak dapat dipisahkan dari kemampuan bahasa lain seperti berbicara, membaca dan menulis. Permasalahan juga dialami oleh peserta didik pada saat menyimak, selain merasa kesulitan peserta didik juga jenuh dengan materi yang disimaknya. Artikel ini memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi dan memberikan pengetahuan untuk mengajarkan keteramplan menyimak yang ideal

    PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION (CIRC) UNTUK MEMBANTU SISWA SD MEMAHAMI BACAA

    Get PDF
    Salah satu keterampilan membaca adalah memahami bacaan. Kemampuan memahami bacaan siswa di Indonesia masih rendah berdasarkan data Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS).  Siswa SD Indonesia hanya mampu  menjawab 66% dari soal level rendah yang diujikan.  Salah satu inovasi yang dapat digunakan untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan memahami bacaan adalah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading Compisition (CIRC). Model CIRC dikembangkan untuk membantu siswa menguasai keterampilan membaca dan menulis. Model CIRC menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang digunakan untuk membantu siswa bekerja secara berkelompok memahami bacaan sehingga waktu pembelajaran lebih efektif. Unsur-unsur dalam CIRC yaitu kelompok membaca, tim, dan kegiatan terkait bacaan. Unsur-unsur dalam CIRC yaitu kelompok membaca, tim, dan kegiatan terkait bacaan. Kegiatan dimulai dari siswa membentuk kelompok, membaca bersama  kelompok, mencari struktur cerita bersama, menemukan dan mengartikan kata-kata sulit sehingga siswa tidak perlu menghafalkan definisi kata-kata sulit., membuat sinopsis,  dan diakhiri dengan tes pemahaman bacaan. Model pembelajaran ini membuat siswa lebih mendominasi dalam pembelajaran dan mengajarkan siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan berkelompok
    • …
    corecore